MAKALAH PSIKOLOGI
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Aktivitas konasi atau disebut juga
kemauan merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia, dapat diartikan
sebagai aktivitas psikis yang usaha aktif dan berhubungan dengan
pelaksanaansuatu tujuan. Tujuan adalah titik akhir dari gerakan yang menuju
pada suatu arah.
Pada manusia pada umum
kebebasan. Semua kecenderungan nafsunya pada hakekatnya tidak terbatas dan
tanpa kekangan. Karena itu manusia harus membatasi diri, harus mengatur dan
menguasai diri sendiri supaya tidak tenggelam dalam keliaran arus nafsu. Dengan
demikian akan tercipta dunia manusia yang teratur, dalam mana dia dapat
membatasi diri sendiri, yaitu secara individual dengan kemauannya dan secara
kolektif dengan norma-norma sosial, konvensi hokum. Sebab semua nafsu manusia
itu merupakan inti kecenderungan manusiawi yang tidak terbatas sifatnya dan
tanpa kekengan sehingga perlu diatur dan dikendalikan oleh kemauan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah
pengertian aktivitas konasi?
2.
Apa
sajakah hasrat yang berpusat pada kejasmanian?
3.
Apa sajakah
ciri- ciri konasi atau kemauan?
AKTIVITAS KONASI
A.
Pengertian
Konasi
Konasi
adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu, dan
dikendalikan oleh pertimbangan akal budi. Jadi pada kemauan itu ada
kebijaksanaan akal dan wawasan, juga ada kontrol dan persetujuan dari pusat
kepribadian . [1]
Dalam
istilah sehari-hari, kemauan dapat disamakan dengan kehendak atau hasrat.
Kehendak ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Kehendak ini
merupakan kekuatan dari dalam. Dan tampak dari luarsebagai gerak gerik. Dalam
fungsinya kehendak ini berhubungan dengan pikiran dan perasaan. Untuk
memudahkan mempelajarinya dibagi atas:
a.
Dorongan.
b.
Keinginan.
c.
Hasrat.
d.
Kecenderungan.
e.
Hawa
nafsu.
f.
Kemauan.[2]
Keterangan:
a.
Dorongan,
ialah suatu kekuatan dari dalam yang mempunyai tujuan tertentu dan berlangsung
diluar kesadaran kita. Dorongan ini dibedakan menjadi 2 golongan. Yakni,
dorongan nafsu dan dorongan rohaniyah.
b.
Keinginan,
ialah dorongan nafsu yang tertuju kepada sesuatu benda tertentu, atau yang konkrit, Keinginan yang dipraktikkan bisa
menjadi kebiasaan.
c.
Hasrat,
ialah suatu keinginan tertentu yang
dapat diulang-ulang.
d.
Kecenderungan,
ialah hasrat yang aktif yang menyuruh kita agar lekas bertindak.
e.
Hawa
nafsu, ialah hasrat yang besar dan kuat yang dapat menguasai seluruh fungsi
jiwa kita. Hawa nafsu ini bergerak dan berkuasa di dalam kesadaran.
f.
Kemauan,
ialah kekuatan yang sadar dan hidup dan atau menciptakan sesuatu yang
berdasarkan perasaan dan pikiran.[3]
Proses kemauan untuk sampai kepada
tindakan biasanya melalui beberapa tingkat, ialah:
a.
Motif
(alasan, dasar, dan pendorong).
b.
Perjuangan
motif.
c.
Keputusan
d.
Perbuatan
kemauan.[4]
B.
Hasrat
yang Berpusat pada Kejasmanian.
Gejala hasrat ini berhubungan dengan
gerak dan perubahan yang berpusat pada
kejasmanian atau kewiasaan. Diantara gejala hasrat ini ada yang terdapat pada
tumbuh-tumbuhan, binatang, maupun manusia.[5]
1.
Tropisme.
Tropisme adalah peristiwa yang menyebabkan timbulnya
gerak ke suatu arah tertentu. Gejala tropisme terdapat pada barang-barang
tingkat vegetatif (tumbuh-tumbuhan) dan animal (binatang). Tropisme terjadi
jika mendapat perangsang dari luar semata-mata, jadi tidak ada pendorong dari
dalam untuk tujuan tertentu.
Dengan adanya jenis perangsang yang
berbeda maka tropisme dapat dibedakan menurut jenis perangsangnya, antara lain:
a.
Foto-tropisme
(fotos = cahaya)
Yaitu tropisme yang timbul karena adanya perangsang cahaya menurut
arah geraknya, foto-tropisme dapat dibedakan atas:
·
Foto-tropisme
positif, yaitu gerak pengaruh cahaya. Misalnya, tumbuh-tumbuhan mengarah pada
sinar matahari, laron menyongsong sinar.
·
Foto-tropisme
negative, yaitu bergerak menghindari perangsang cahaya. Misalnya, Jenis ikan
laut tertentu yang selalu menjahui sinar.[6]
b.
Helio-tropisme
(Helios = matahari)
Yaitu tropisme yang timbul karena adanya perangsang matahari.
Menurut arah geraknya helio-tropis dapat dibedakan atas:
·
Helio-tropisme
positif, yaitu bergerak mengarah pada matahari. Misalnya, bunga matahari.
·
Helio-tropisme
negatif, yaitu bergerak menghindari matahari. Misalnya, kelelawar.
2.
Refleks.
Refleks adalah gerak reaksi yang
tidak disadari terhadap perangsang. Refleks ini dihubungkan dengan gejala
konasi yang rendah tingkatannya maka refleks hanya boleh dikatakan gerak
reflek. [7]
a.
Ciri-ciri
gerak gefleks
· Pada gerak refleks terdapat hubungan erat antara perangsang dan
reaksi, yakni reaksi pada perangsang itu.
· Gerak refleks berlangsung diluar kesadaran (tidak disadari).
· Gerak refleks bersifat mekanis (bergerak dengan sendirinya) dan
tidak mempunyai tujuan tertentu.
· Tidak berhubungan dengan pusat susunan urat syaraf dan bertalian
dengan susunan syaraf, Yakni sumsum tulang belakang.
· Gerak refleks merupakan cara bertindak tertentu yang dibawa sejak
lahir.[8]
b.
Proses
terjadinya gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak di luar kesadaran,
jadi reaksi-reaksi yang ditimbulkan tidak bersumber pada pusat susunan syaraf
(otak).
c.
Macam-macam
refleks
· Refleks bawaan, yaitu refleks yang dibawa sejak lahir, disebut juga
refleks asli atau refleks sewajarnya.
· Refleks latihan, yaitu refleks yang diperoleh dari pengalaman.
Refleks ini tidak dibawa sejak lahir,
melainkan hasil dari pengalaman atau perbuatan yang selalu diulang.
· Refleks bersyarat, refleks yang timbul karena rangsangan lain yang
berasosiasi dengan rangsangan alam. Hal-hal yang dapat menimbulkan asosiasi
hingga terjadi suatu refleks disebut syarat atau kondisi.[9]
3.
Insting.
Instink
yaitu kemampuan berbuat tertentu yang dibawa sejak lahir, tanpa latihan
sebelumnya, namun terarah pada tujuan dan dorongan nafsu-nafsu tertentu, tidak
disadari dan berlangsung secara mekanis.[10]
a.
Ciri-ciri insting
· Instink merupakan kemampuan untuk bergerak
kepada suatu tujuan dengan tidak memerlukan latihan terlebih dahulu.
· Gerak insting
merupakan pembawaan, kemampuan alami yang dibawa sejak lahir.
· Gerak insting
pada hewan sejak lahir tetap, tidak berubah, sedang insting pada manusia
berubah.
b.
Macam-macam instink
1. Dorongan
Instink mempertahankan diri meliputi:
·
Instink
Makan -
Instink Takut
·
Instink
Bernafas - Instink Istirahat
·
Instink melindungi diri
- Intink Istirahat
2.
Dorongan Instink mempertahankan jenis meliputi:
·
Instink
Sexsual - Instink Minta Tolong
·
Instink Membel Diri -
Instink Melindungi
·
Instink Sosial
- Instink Memelihara
3.
Dorongan Instink mengembangkan diri meliputi:
·
Instink Belajar
·
Instink Menyelidiki
·
Insting Ingin Tahu [11]
c.
Perbedaan antara Instink yang dimiliki binatang
dan manusia.
·
Insting pada hewan:
Dengan insting,
hewan dapat bergerak dimana perlu dan dimana ada kesempatan dan dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan cara yang tetap. Hewan hanya hidup dan
bergaerak dalam keadaan tertentu dan sukar menyesuaikan diri dengan keadaan
yang serba berubah.
·
Insting pada manusia:
manusia, karena manusia mempunyai kesadaran,
daya pikir, perasaan, dan bermacam-macam pertimbangan seperti: baik-buruk,
hina-mulia, benar-salah, luhur-rendah, dan sebagainya.[12]
4.
Automatisme
Automatisme
adalah Gejala-gejala yang menimbulkan gerak-gerak yang terselenggara dengan
sendirinya.
a.
.Macam-macam Automatisme:
· Automatisme
Asli: ialah gerak Automatis yang tidak digerakkan oleh gejala hasrat, contoh:
gerak jantung, paru-paru dll.
· Automatisme
Latihan: ialah gerakan-gerakan yang berjalan secara automatis karena seringnya
gerakan itu diulang. Contoh berjalan, berbicra, bersepeda dll.[13]
5.
Kebisaan
Kebiasaan
adalah tingkah laku yang sudah distabilkan, yang mana kebutuhan-kebutuhan
tertentu mendapat kepuasan karenanya. Disini reflek biasanya berperan dalam
pembentukan kebiasaan, pada akhirnya kebiasaan itu berlangsung secara
automatis, namun sewaktu-waktu pikiran dan kesadaran bisa difungsikan untuk
memberikn pengarahan baru bagi pembentukan kebiasaan baru.[14]
6.
Nafsu
Dorongan
yang terdapat pada tiap-tiap manusia dan memberi kekuatan bertindak untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang tentu.
a Macam-macam Nafsu:
· Nafsu
Individual (perseorangan), misalnya: nafsu makan, nafsu bermain, nafsu merusak,
nafsu berkuasa dll.
· Nafsu Sosial
(kemasyarakatan), misalnya: nafsu meniru, nafsu mempertahankan diri, nafsu
mencari ilmu dll.[15]
7. Kecenderungan
Ialah hasrat atau kesiapan reaktif yang
tertuju pada objek konkrit, dan selalu muncul berulangkali. Paulhan,seorang
psikologi prancis membagi kecenderungan menjadi beberapa golongan:
- Kecenderungan Vital (hayat), misalnya lahap, gemar makan (rakus), dll.
- Kecenderungan Perseorangan (egoistis), misalnya tamak, kikir, brutal dll.
- Kecenderungan Sosial, misalnya persahabatan, kerukunan, bergotong royong dll.
- Kecenderungan Abstrak:
i. Kecenderungan
Abstrak Positif, misalnya gemar mengabdi pada tuhan, patuh, bertanggung jawab
dll
ii. Kecenderungan
Abstrk Negative, misalnya: bohong, munafik, menipu dll.[16]
8.
Keinginan
Yaitu
nafsu yang telah mempunyai arah tertentu dan tujuan tertentu. Kalau dorongan
sudah menuju kearah tujuan yang nyata/kongkret dan tertentu, misalnya disitu
akan terjadi dorongan keras dan terarah pada suatu objek tertentu maka nafsu
itu disebut keinginan. Mislnya nafsu untuk makan menimbulkan keinginan untuk
makan sesuatu, nafsu kegiatan menimbulkan keinginan untuk mengerjakan sesuatu,
dan sebaginya. Lawan dari keinginan adalah keseganan.[17]
9.
Hawa nafsu.
Yaitu
kecenderungan atau keinginan yang sangat kuat dan mendesak yang sedikit banyak
mempengaruhi jiwa seseorang. Ciri-ciri hawa nafsu yaitu:
·
Perasaan sangat terpengaruh dan daya berpikir
dapat dilumpuhkan.
·
Biasanya hawa nafsu disertai timbulnya
kekuatan-kekuatan yang hebat.
10.
Kemauan.
Cirri-ciri kemauan:
·
Gejala kemauan merupakan dorongan dari dalam
yang dimiliki oleh manusia.
·
Gejala kemauan berhubungan erat dengan suatu
tujuan.
·
Gejala kemauan sebagai pendorong timbulnya
perbuatan kemauan didasarkan atas berbagai timbangan.[18]
C.
Hasrat yang berpusat pada psikologi atau
perbuatan kemauan
Kemaun adalah dorongan kehendak yang terarah
pada tujuan-tujuan hidup tertentu, dan dikendalikan oleh pertimbangan akal
budi. Jadi pada kemauan itu ada kebijaakan akal dan wawasaan, di samping juga
ada control dan persetujuan dari pusat kepribadian. Maka kemauan lebih tinggi
tingkatannya daripada instink, reflek, automatisme, kebiasaan, nafsu,
keinginan, kecerendungan.[19]
Cirri-ciri kemauan :
·
Gejala Kemauan merupakan doromgan dari dalam
yang khusus dimiliki oleh manusia.
·
Gejala Kemauan berhubungan erat dengan satu
tujuan. Kemauan mendorong timbulnya perhatian dan minat, serta merndorong gerak
aktifitas kearah tercapainya tujuan.
·
Gejala Kemauan sebagai pendorong timbulnya
perbuatan kemauan yang didasarkan atas pertimbangan, baik pertimbangan akal
atau pikiran, yang menentukan benar salahnya perbuatan kemauan maupun
pertimbangan perasaan yang menentukan baik buruknya atau halus tidaknya
perbuatan kemauan.
·
Dalam Kemauan tidak hanya terdapat pertimbangan
pikir dan perasaan saja, melainkan seluruh pribadi memberikan pertimbangan,
memberikan pengaruh dan memberikan corak pada perbuatan kemauan.
·
Pada perbuatan kemauan bukanlah tindakan yang
bersifat kebetulan, melinkan tindakan yang di sengaja dan terarah pada
tercapainya suatu tujuan.
·
Kemauan menjadi pemersatu dari semua tingkah
laku manusia dan mengkoordinasikan segenap fungsi kejiwaan menjadi bentuk
kerjasama yang supel harmonis.
Terdapat
momen-momen dalam proses munculnya kemauan antara lain
1.
Momen "rangsang-rangsang" atau saat
penerimaan pada saat ini individu menerima kesan-kesan dengan melalui proses
pengindraan yang kuat, disertai dengan gerakan-gerakan misalnya mengerutkan
kening, tangan dikepal-kepalkan, meleletkan lidah dll.
2.
Momen Objektif; pada saat ini individu
menyadari akan peristiwa dalam psikisnya, kesadaran yang menimbulkan gambaran
ke arah yang akan dituju.
3.
Momen Aktul; pada saat ini individu menyadari
benar, bahwa dirinya sedang mengarahkan pikirannya terhadap perbuatan yang akan
dilakukan.
4.
Momen Subjektif; pada saat ini individu
menyadari benar tentang arah tujuannya, sehingga terbentuk kemauan yang
sesungguhnya. Inilah saat individu mengambil keputusan.[20]
Diantara
keputusan-keputusan dan perbuatn terdapat satu waktu, (bisa pendek, dapat pula
agak lama) yang disebut sebagai Tendens Determinative. Hal-hal yang
mempengaruhi kemuan:
- Keadaan Fisik: adalah pengaruh yang berhubungan dengan kondisi jasmani, yakni; sanggup tidaknya, kuat tidaknya untuk melaksankan keputusan kemauan.
- Keadaan materi: yaitu bahan-bahan, syarat-syarat dan alat-alat yang digunakan untuk melaksankn keputusan kemauan.
- Keadaan Milieu (lingkungan), apakah lingkungan itu sesuai untuk melakukan kemauan itu.
- Kata Hati adalah pemegang peranan samangat penting dalam melaksankan kemauan, karena keputusan hati dapat mengalahkan pertimbangan-pertimbangan yang lain.[21]
KESIMPULAN
1. Aktivitas konasi adalah dorongan
kehendak yang terarah pada tujuan-tujuanhidup tertentu, dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi yang merupakan
salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia.
2. Hasrat
yang berpusat pada kejasmanian, hasrat ini berhubungan dengan gerak dan
perbuatan yang berpusat pada kejasmanian, yang meliputi:
a. Tropisme. f. Nafsu
b. Refleks. g.
Keinginan.
c. Instink. h.
Kecenderungan.
d. Otomatisme. i. Hawa nafsu.
e. Kebiasaan. j. Kemauan.
3. Hasrat yang berpusat pada kemauan, ciri-ciri kemauan yaitu:
· Gejala kemauan merupakan dorongan dari dalam yang khusus dimiliki
oleh manusia.
· Gejala kemauan berhubungan eratdengan satu tujuan.
· Gejala kemauan sebagai pendorong timbulnya perbuatan kemauan yang
didasarkan atas berbagai pertimbangan.
DAFTAR PUSTAKA
Kartono
Kartini, Psikologi Umum, Mandar Maju, 1984.
Ahmadi,
Abu. Psikologi Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009.
http://indonesia-admin.blogspot.com/2010/02/gejala-konasi-atau-kemauan.html
[1] Kartono Kartini,
Psikologi Umum, (Mandar Maju, 1984), 104.
[2] Abu Ahmadi, Psikologi Umum (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), 112.
[3] Ibid., 113-114
[4] Ibid., 114
[5] Ibid.,115
[7] Abu Ahmadi, Psikologi
Umum, 116
[8] Ibid., 116-117
[9] Ibid.,118
[11] Ibid.,
[12] Ibid.,
[13] Abu Ahmadi, Psikologi
Umum, 120.
[14] http://indonesia-admin.blogspot.com/2010/02/gejala-konasi-atau-kemauan.html
[15] Abu Ahmadi, Psikologi Umum,
121.
[16] Ibid.,122
[17] Ibid., 121
[18] http://indonesia-admin.blogspot.com/2010/02/gejala-konasi-atau-kemauan.html
[19] Ibid.,
[20] Abu Ahmadi,
Psikologi Umum, 135
[21] http://indonesia-admin.blogspot.com/2010/02/gejala-konasi-atau-kemauan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar