Minggu, 01 Juli 2012

DESAIN PENELITIAN ANALITIK


DESAIN PENELITIAN ANALITIK
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Metodologi Penelitian Hukum





DISUSUN OLEH :
Nurhuda                            : 210209056
Khoirul anwar jadmiko    : 210209065

Dosen pengampu :Aji Damanhuri M.E.I


JURUSAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MU’AMALAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN)
PONOROGO
 2012











BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Di dunia ini tidak ada kebenaran yang mutlak kecuali hanya kebenaran Alloh swt. Namun setiap indifidu juga mempunyai pilihan untuk menentukan sesuatu yang di anggapnya paling benar. Begitu juga dengan permasalahan hukum, setiap orang pasti manginginkan kebenaran yang di anggap paling benar menurut siapapun. Maka dari itu ada sebuah penelitian untuk mencari dan meneliti seberapa bener kebenaran tersebut. Jadi pada dasarnya tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan sebuah kebenaran. Mendapatkan kebenaran ternyata merupakan suatu proses yang rumit. Karena kebenaran adalah hal yang rumit, sulit didapat dan mahal, maka langkah penelitian didesain untuk mendapatkan kebenaran dengan cara yang lebih murah dan cepat, namun terarah.
  Penggunaan kerangka konsep, adalah usaha untuk menyempitkan bidang pandangan, dan menyederhanakan persoalan sehingga inti masalah dapat dipahami dengan lebih jelas. Bagi paradigma ilmiah, desain harus disusun secara pasti sebelum fakta dikumpulkan. Sekali desain digunakan, maka tidak boleh mengubahnya dalam bentuk apapun. Sebab jika diadakan perubahan, maka perubahan itu akan mengaburkan variabel sehingga penafsiran yang bermakna menjadi tidak mungkin dilakukan.
Akan tetapi bagi paradigma alamiah, desain dapat disusun sebelumnya secara tidak lengkap. Apabila sudah mulai digunakan, maka desain itu baru mulai dilengkapi dan disempurnakan. Desain itu dapat senantiasa diubah dan disesuaikan dengan apa yang diperoleh dan disesuaikan pula dengan pengetahuan baru yang ditemukan. Dalam makalah ini akan kita bahas untuk mengetahuinya lebih dalam.

B.    Rumusan Masalah
1.     Apa pengertian desain penelitian analitis?
2.     Bagaima metode yang digunakan dalam desain penelitian analitis?










BAB II
Desain Penelitian Analitis

A.    Pengertian Desain Penelitian Analitis
Tiap penelitian harus direncanakan terlebih dahulu. Salah satunya diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisa data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan penelitian itu.[1] Desain penelitian secara definitif pada dasarnya hanya untuk kepentingan penelitian kuantitatif, namun tidak berarti bahwa penelitian kualitatif bebas dari kewajiban menyusun disain, meskipun hanya sederhana.[2]
Desain  merupakan  rencana yang disusun secara  pasti sebelum fakta dikumpulkan. Sekali desain digunakan maka tidak boleh mengubahnya dalam bentuk apapun. Sebab jika diadakan perubahan maka perubahan itu akan mengaburkan variabel sehingga penafsiran yang bermakna menjadi tidak mungkin dilakukan. Bagi paradigma alamiah, desain dapat disusun sebelumnya secara tidak lengkap. Apabila sudah mulai digunakan, maka desain itu mulai disempurnakan. Desain itu dapat senantiasa diubah dan disesuaikan dengan apa yang diperoleh dan disesuaikan pula dengan pengetahuan baru yang ditemukan. [3]
Desain  penelitian merupakan perencanaan dan struktur investigasi yang didapatkan untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Rencana tersebut merupakan skema keseluruhan atau program dari penelitian. Desain penelitian meliputi garis besar apa yang akan dilakukan investigator dari hipotesis tertulis dan implikasi operasionalnya sampai analisis akhir data. Sebuah struktur merupakan kerangka kerja, organisasi, atau konvigurasi dari hubungan diantara variabel suatu studi. Suatu desain penelitian mengekspresikan struktur permasalahan penelitian dan rencana investigasi yang digunakan untuk memperoleh bukti- bukti empiris berkaitan dengan permasalahan tersebut. [4]
Penelitian atau riset analitis ialah riset yang yang dimulai dari teori dan berakhir pada fakta. Penelitian analitik menyangkut pengujian hipotesis, yang mengandung uraian- uraian tetapi fokusnya terletak pada analisis hubungan antara variabel. Dalam desain penelitian ini studi yang dilakukan adalah untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat dan membatasi kajiannya dengan keperluan- keperluan penelitian.  Oleh karena itu didalam riset analitis terlibat satu atau lebih hipotesis, dan biasanya bersifat verifikatif yaitu bermaksud untuk menguji dan membuktikan. Fungsi teori adalah sebagai masukan, sekaligus sebagai pemecah (yang menerangkan) masalah yang bersangkutan.[5] Penelitian analitik bertujuan untuk mengkaji kausa atau determinan dari suatu fenomena. Jadi dalam penelitian ini dibuat suatu kesimpulan yang sifatnya sebab akibat.
B.    Metode  penelitian dalam desain penelitian analitis
Dalam penelitian ini riset dikonfigurasi sebagai berikut:[6]
 VARIABEL
 MASALAH
Pemecahan masalah
(problem solving)
permasalahan
TEORISASI
 HIPOTESIS
 Analisis
Hipotesis diperiksa secara empiris
 METHODOLOGI
INSTRUMEN
Pengumpulan data
Operasionalisasi
LAPORAN
REKOMENDASI
DATA
PENEMUAN
Pengolahan data
 Formalisasi
Penyimpulan



























1.     Variabel  adalah konsep yang mempunyai variasi nilai (misalnya variabel model kerja, keuntungan, biaya promosi, volume penjualan, tingkat pendidikan manager, dsb).[7] Variabel penelitian bisa didefinisikan sebagai faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi. Ada pula yang mendefinisikan variabel sebagai suatu karakteristik dari orang, objek, atau gejala yang memiliki nilai yang berbeda-beda. Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi. Misalnya: jenis kelamin, berat badan dan lain- lain. Gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Variabel dapat dibedakan atas jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel kuantitatif adalah luas kota, umur, banyaknya jam dalam hari, dan sebagainya. Contoh variabel kualitatif adalah kemakmuran, kepandaian dan sebagainya.[8]
2.     Masalah Penelitian, dalam hal ini sama pengertiannya dengan istilah obyek atau topik penelitian, yaitu sesuatu yang membutuhkan pemecahan berdasarkan penelitian ilmiah. Masalah itu sendiri pada dasarnya adalah sesuatu kesenjangan antara apa yang seharusnya “das sollen” dengan yang senyatanya “das sain”. Jadi suatu masalah penelitian tidak diartikan sebagai problem yang dihadapi sewaktu peneliti mengadakan kegiatannya, melainkan masalah tersebut telah menjadi opini atau bahan perbincanagan masyarakat pada umumnya.  Masalah yang akan diteliti hendaknya dirumuskan secara jelas dan masalah itu adalah sesuatu yang bersifat research chable antara lain bahwa:[9]
a.        Masalah yang akan diteliti hendaknya berada dalam jangkauan peneliti, artinya ia cukup mampu untuk meneliti dan memecahkan masalah tersebut baik secara keilmuan, waktu, tenaga dan biaya, dan kemampuan pribadi si peneliti sendiri.
b.       Masalah itu hendaknya sesuatu yang aktual, ia penting dan berguna bahkan menarik perhatian untuk diteliti.
c.        Masalah yang diteliti hendaknya bersifat konkret dan dapat dirumuskan dengan jelas, dalam hal ini peneliti harus dapat mengungkapkan secara tuntas apa yang hendak diteliti, mengapa hal itu diteliti, bagaimana dilaksanakannya, apakah masalah itu pernah diteliti oleh pihak lain atau masalahnya masih dipersoalkan dan sererusnya.
d.       Masalah yang hendak diteliti hendaknya jangan terlalu luas, ia harus dibatasi dengan batasan- batasan yang logis, tetapi penelitiannya dapat dilakukannya secara mendalam. Apabila suatu permasalahan penelitian sudah ditemukan, dengan pernyataan lain, berarti topik penelitian itu telah ditetapkan,  peneliti selanjutnya harus merumuskan topik yang dimaksud dalam sebuah judul penelitian. Selanjutnya mengidentifikasi permasalahan dan memecahkannya melalui teorisasi.
3.     Teorisasi atau landasan teori yaitu kerangka pemikiran sebagai jalan pikiran menurut kerangka yang logis untuk menangkap, menerangkan dan menunjukkan masalah- masalah yang telah diidentifikasikan. Kerangka teori yang relevan akan berfungsi sebagai penuntun dalam menjawab, memecahkan atau menerangkan masalah yang telah diidentifikasikan itu, atau dalam target yang lebih dekat itu amat berguna untuk merumuskan hipotesis.[10] Untuk mencari teori yang relevan, peneliti harus melihat kembali apa kata kunci penelitiannya, bagaimana definisi konseptualnya dirumuskan, kemudian mencari teori yang mengandung atau mempunyai konsep atau kata- kata kunci yang sama atau sejenis dengan kata- kata kunci penelitian.[11] Kegunaan teori didalam penelitian sedikitnya dapat memberikan tiga sumbangan sebagai berikut:[12]
a.      Sebagai pedoman atau pegangan. Penelitian dalam bentuk apapun dapat mempergunakan teori yang kedudukannya sebagai pedoman itu, didalamnya berupa anggapan dasar, yakni suatu kebenaran yang tidak memerlukan pembuktian secara empirik; berupa prinsip (hipotesis yang telah teruji kebenaranya); berupa teori yang yaitu sehimpunan prinsip yang berkaitan dan telah teruji sekian lama; berupa konsep yang berarti abstraksi mngenai suatu gejala atau realita; berupa proposisi (pernyataan mengenai suatu gejala atau realita) ; atau berupa definisi operasional, yakni pengertian yang menunjukkan indikator- indikator suatu gejala yang dapat memudahkan pengukurannya.
b.     Sebagai tolak ukur. Misalnya seorang peneliti yang ingin mengetahui suatu kegiatan atau proses di lapangan telah berjalan dengan baik atau tidak, maka peneliti akan terlibat dalam studi evaluasi atau sejenisnya. Untuk dapat memberikan penilaian serupa itu, maka peneliti mutlak memiliki ukuran sebagai patokan.
c.      Sebagai sumber hipotesa. Disini kerangka teoritik jelas sangat berguna terutama dalam penelitian yang bertujuan menguji hipotesis. Dalam penelitian seperti ini, hipotesis pada umumnya dimunculkan dari analisis terhadap landasan teori. Analisis dilakukan agar tujuan pokok penelitian, yaitu menjawab pertanyaan dan membuktikan hipotesis dapat dicapai. Dalam Praktiknaya teori- teori yang telah disusun dianggap memiliki banyak keraguan, maka kemudian dicoba diuji kembali, sehingga proses uji coba tersebut dapat membuahkan hipotesis.
4.     Hipotesis pada dasarnya adalah kesimpulan sementara yang ditarik dari landasan teori atau tinjauan pustaka. Kesimpulan demikian juga memerlukan jawaban sementara terhadap masalah yang diidentifikasikan. Hal ini sesuai dengan makna kata “hipotesis” itu sendiri yang berasal dari kata hypo (kekurangan) dan thesis (dalil atu teori) yang berarti teori sementara atau teori yang masih mungkin benar atau mungkin salah. Hipotesis adalah teori yang perlu dibuktikan kebenaranya.[13] Hipotesis dapat dirumuskan secara tepat sebagai suatu pernyataan sementara yang diajukan untuk memecahkan suatu masalah, atau untuk menerangkan suatu gejala dalam bentuk sederhana, hipotesis mengemukakan pernyataan tentang harapan peneliti mengenai hubungan antara variabel- variabel di dalam suatu persoalan. Hipotesis tersebut kemudian diuji dalam penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris dalam rangkaian langkah- langkah penelitian yang disajikan dalam hipotesis itu.[14]
5.     Metodhologi adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan- peraturan suatu metode. Jadi metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan- peraturan yang terdapat dalam suatu penelitian. Ditinjau dari sudut filsafat, metodologi penelitian merupakan epistemologi penelitian. Yaitu yang menyangkut bagimana kita mengadakan penelitian. Metode berasal dari bahasa Yunani, methodos yang berarti cara atau jalan. Jadi metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunannya, sehingga dapat memahami obyek sasaran yang dikehendaki dalam mencapai sasaran atau tujuan pemecahan permasalahan.[15] Metode yang mana yang digunakan oleh peneliti sangatlah tergantung pada tujuan penelitian itu sendiri. Setiap penjelasan mengenai langkah yang ditetapkan bukanlah hanya berupa definisinya, melainkan yang terpenting adalah langkah operasionalnya yang akan dilakukan oleh peneliti dalam proses penelitian kemudian menentukan instrumen penelitian.[16]
6.     Instrumen yang utama adalah peneliti itu sendiri, pada awal penelitian penelitilah alat satu- satunya. Ada kemungkinan hanya dialah merupakan alat sampai akhir penelitian. Namun setelah penelitian berlangsung selama waktu tertentu, diperoleh fokus yang lebih jelas, maka ada kemungkinan untuk mengadakan angket dan wawancara yang lebih berstruktur untuk memperoleh data yang lebih spesifik.[17]
7.     Data menurut Webster New World Dictionary, adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap. Diketahui artinya yang sudah terjadi merupakan fakta (bukti). Data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan. Data juga bisa didefinisikan sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan (observasi) suatu obyek, data dapat berupa angka dan dapat pula merupakan lambang atau sifat.[18] Pada dasarnya kegunaan data (setelah diolah dan dianalisis) ialah sebagai dasar yang obyektif didalam proses pembuatan keputusan keputusan atau kebijaksanaan dalam rangka untuk memecahkan persoalan oleh oleh pengambil keputusan. Keputusan yang baik hanya bisa diperoleh dari pengambil keputusan yang obyektif dan didasarkan atas data yang baik. Data yang baik adalah data yang bisa dipercaya kebenarannya, tepat waktu, dan mencangkup ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah secara menyeluruh merupakan data relevan. Untuk menghasilkan keputusan atau penemuan data yang baik maka perlu adanya pengolahan data atau analisa data.[19]
8.      Analisa Data terdiri dari analisa kuantitatif dan kualitatif. Dalam menganalisa data kuantitatif, data yang berbentuk angka dihitung untuk mengetahui jawaban masalah yang diteliti. Sebaliknya data kualitatif merupakan data yang tidak berbentuk angka. Dilihat dari sifat datanya, analisis dibedakan menjadi analisis yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Anlisis kualitatif dilakukan pada data yang tidak dapat dihitung, bersifat monografis atau berwujud kasus- kasus, obyek penelitiannya dipelajari secara utuh dan sepanjang itu mengenai manusia, maka hal tersebut menyangkut sejarah hidup manusia. Sedangkan analisa kuantitatif disebut juga analisa statitiska (sebagai alat bantu untuk menjelaskan fakta atau data deskriptif atau induktif).[20]
Secara garis besar analisa statitiska dibedakan atas dua macam, yaitu analisis statitiska deskriptif dan analisis statitiska induktif. Jika dalam penelitian hanya bertujuan untuk memaparkan data hasil pengamatan tanpa diadakan pengujian hipotesis- hipotesis, digunakan analisis statitiska deskriptif.  Tetapi jika tujuan penelitian dituangkan dalam hipotesis- hipotesis yang selanjutnya ingin diuji kebenarannya dengan statitiska, dan diinginkan kesimpulan yang berlaku bagi keseluruhan populasi berdsarkan data dari suatu bagian populasi, maka penelitian ini sudah menuju kepengguanaan analisis statitiska induktif.[21] Melakukan Analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual tinggi. Analisis jika kita sederhanakan adalah proses terakhir dalam rentetan tugas penelitian sebelum menulis laporan. Analisis bertujuan untuk menjelaskan fenomena, kejadian atau perilaku atau untuk menerangkan apa yang menjadi latar belakang fenomena, kejadian atau perilaku itu baik yang mengenai seseorang, sekelompok orang atau masyarakat.[22]
Analisis bisa dilihat dari berbagai perspektif. Secara mekanis maka didalam analisis terjadi: [23]
a.        Perubahan angka dan catatan hasil pengumpulan data, menjadi informasi yang mudah dipahami.
b.       Penggunaan alat bantu statistik untuk memudahkan data yang dikumpulkan untuk membuktikan hipotesis, dan teori, juga untuk mngecek apakah yang ditemukan memang benar dan bukan kebetulan.
c.        Interpretasi atas berbagai informasi itu, dalam kerangka yang lebih luas, atau inferensi ke populasi untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan yang muncul.
Sedangkan secara substansif, didalam analisis terjadi berbagai kegiatan sebagai berikut:[24]
a.        Membandingkan dan mengetes teori atau konsep dengan informasi yang ditemukan.
b.       Mencari dan menemukan adanya konsep baru dari data yang dikumpulkan.
c.        Mencari penjelasan apakah konsep baru ini berlaku umum atau baru terjadi bila ada prakondisi tertentu.
 Tugas peneliti ialah mengadakan analisis tentang data yang diperolehnya agar diketahui maknanya. Data yang baru dikumpulkan seringkali belum bisa langsung dianalisis. Banyak kesalahan dapat terjadi, dan jika dihitung pada saat memasukkan data maka kesalahan itu dapat timbul mulai dari salah membaca kuesioner sewaktu memindahkan kekomputer, salah mengetik, program komputer untuk mengisi data tidak akurat, besar kecilnya kesalahan ini tentu tergantung dari bagaimana sistem memasukkan data dijalankan. Analisis perlu dimulai dari yang sederhana, lalu melangkah ke yang lebih rumit. Pedoman sederhana ini sering dilupakan. Seperti penyaringan, orang mulai mempergunakan saringan kasar, melihat hasilnya, dan menyaringnya lagi menggunakan saringan yang lebih halus. Jika perlu, yang dapat tidak tersaring digiling dulu supaya bisa ikut dalam proses berikutnya.
Pertama adalah analisis univariat seperti namanya, adalah analisis yang dilakukan pada sebuah variabel. Bentuknya dapat berbagi macam, yaitu distribusi frkuensi, tendensi sentral dan ukuran penyebaran dari variabel, atau dengan melihat gambaran histogram dari variabel tersebut. Dengan analisis univariat, dapat diketahui apakah konsep yang kita ukur dalam kondisi yang siap untuk dianalisis. Kita juga bisa mengetahui bagimana gambaran konsep itu secara terperinci. Dengan analisis univariat pula kita bisa mengetahui bagaimana sebaiknya menyiapkan ukuran dan bentuk konsep itu untuk analisis berikutnya. Analisis univariat adalah salah satu cara untuk melihat adanya kesalahan itu. Dengan distribusi frekuensi. Misalnya: adanya jawaban dari luar yang diperkirakan, adanya jawaban yang amat ekstrim.[25]
Kedua adalah Analisis Bivariat yaitu analisis untuk melihat hubungan dua variabel. Hubungan antara dua variabel ini mempunyai tiga kemungkinan.
1.     Ada hubungan, tetai sifatnya simetris, tidak saling mempengaruhi
2.     Dua variabel itu saling mempengaruhi.
3.     Sebuah variabel mempengaruhi variabel yang lain. Dalam bidang penelitian, hubungan yang ke tiga inilah yang menjadi fokus utama. Meskipun begitu hubungan yang lain jugamempunyai fungsi sendiri dalam penelitian
Tugas seorang analis, tidak berhenti dengan mengatakan apakah ada hubungan antara A dan B, tetapi menjaelaskan mekanismenya, mengapa hal itu bisa terjadi. Sebaliknya, jika tidak ada hubungan niliai lebih anlisis adalah pada penerangan. Mengapa hubungan itu yang terbukti pada penelitian lainya, tidak terbukti pada penelitian ini. Apakah itu terletakpada konsep hubungan yang memang berbeda pada penelitian ini, atau pada desain, dan sampelnya, atau bahkan metode analisis ini belum memungkinkan untuk menarik kesimpulan yang ada. Struktur hubungan yang ada mungkin saja belum terlihat dengan analisis bivariat. Yang juga penting untuk dilakukan pada analisis bivariat adalah melihat plot sebuah variabel tersebut dalam sebuah diagram. Langkah sederhana ini sering menjelaskan mengapa didapatkan hasil yang berbeda dengan orang lain. Angka ekstrim dengan mudah dapat dilihat disini. Mengeluarkan nilai ekstrim inidalam analisis selanjutnya sering mengatasi problem yang sering membungungkan orang. Untuk itu, bila perlu analisis bivariat diulangi kembali sehingga nilai ekstrim akan terlihat.[26]
Langkah ketiga adalah menganalisis hubungan variabel yang ada, jika analisis bivariat telah puas dilakukan. Langkah ini terbagi atas dua bagian besar. Bagian pertama menganalisis apakah hubungan yang ada memang benar adanya. Bagian ke dua menganalisis jika hubungan itu ternyata tidak sesuai dengan dugaan.
Berbagai cara dapat dilakukan untuk melakukan hal itu, mulai waktu desain penelitian dilakukan. Pada fase analisis, seorang analis biasanya mengetesnya dengan menggunakan variabel ketiga. Maksud dari analisis hubungan ini adalah menjawab pertanyaan; setelah mengetahui hubungan yang ada antara hubungan variabel,  apa yang dapat dipelajari lebih lanjut dengan memasukkan variabel ketiga dalam analisis. [27]
Langkah keempat yang logis adalah anlisis multivariat. Analisis ini memungkinkan untuk melakukan tes hipotesis tentang hubungan dua atau lebih variabel, sambil mengontrol variabel lainya, atau mengetahi berapa besar sebenarnya pengaruh murni sebuah determinan tertentu, atau bagaimana pengaruh dari beberapa faktor bersama- sama. Banyak orang yang sering mengeluh tentang sulitnya menganalisis multivriat. Secara substantif, sebenarnaya apa yang dilakukan serupa dengan analisis menggunakan variabel ke tiga.[28]
Tidak ada satu cara tertentu yang dapat dijadikan pegangan bagi semua penelitian. Salah satu cara yang dianjurkan adalah mengikuti langkah- langkah yang bersifat umum yakni:[29]
1.  Reduksi data
Data yang diperoleh dalam lapangan ditulis/diketik dalam bentuk uraian atau laporan yang terinci. Laporan ini akan terus-menerus bertambah dan akan menambah kesulitan bila tidak segera dianalisis sejak mulanya. Laporan-laporan itu perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya, jadi laporan lapangan sebagai bahan “mentah”disingkatkan, direduksi, disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting, diberi susunan yang lebih sistematis , sehingga mudah untuk dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah penelitian untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan. Reduksi data dapat pula membantu dalam memberikan kode aspek-aspek tertentu.


2.  Display data
Data yang bertumpuk-tumpuk, laporan lapangan lapangan yang tebal, sulit ditangan, sulit melihat hutannya karena pohonnya. Sulit pula melihat hubungan antara detail yang banyak, dengan sendirinya sukar pula melihat gambaran keseluruhannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Maka karena itu, agar dapat melihat gambaran keseluruhannya atau bagian-bagian tertentu dari penelitian itu, harus diusahakan membuat berbagai macam matriks, grafik, networks, dan charts. Dengan demikian peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan detail. Membuat “display” ini juga merupakan analisis.
3.  Mengambil kesimpulan dan verifikasi
Sejak mulanya peneliti berusaha untuk mencari makna data yang dikumpulkannya. Untuk itu ia mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis, dan sebagainya. Jadi dari data yang diperolehnya ia sejak mulanya mencoba mengambil kesimpulan. Kesimpulan itu mula-mula masih sangat tentatif, kabur, diragukan, akan tetapi dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih “grounded”. Jadi kesimpulan harus senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung.
Data yang telah berhasil dikumpulkan, diolah, diteliti dengan cermat itu diatur dan akhirnya ditemukan hasil dari data penelitian itu. Kemudian hasilnya dituangkan (formalisasi) dalam bentuk laporan hasil penelitian.
9.     Laporan Hasil  Penelitian, adalah langkah terakhir atau bagian akhir dari suatu kegiatan penelitian. Dalam sebuah laporan hasil penelitian akan dapat diketahui apakah penelitian itu berlangsung sesuai dengan prosedur dan metode- metode serta teknik- teknik yang digunakan, tepat ataukah tidak, sehingga dapat pula ditentukan tinggi rendahnya mutu penelitian itu sendiri. Untuk memenuhi harapan itulah peneliti harus menyusun laporannya secara lengkap yaitu:[30]
Bagian pendahuluan merupakan bagian yang sangat penting dalam penulisan laporan. Di dalam  pembahasannya tergantung ketentuan secara formal yang ditetapkan oleh lembaga penerima laporan, tetapi secara umum biasanya dibahas tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bagian ini pada dasarnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari proposal penelitian.
Bagian hasil penelitian atau isi pembahasan merupakan inti dari penulisan laporan, di dalamnya memuat bab-bab yang berisi uraian serta pembahasan atas permasalahan yang diteliti. Dalam bab-bab inilah ditunjukkan kemampuan peneliti dalam melakukan kajian serta menyajikannya secara sistematis dan terperinci. Pola berpikir dalam pemaparan data maupun fakta-fakta, seperti halnya telah dibahas mengenai analisis data diatas, sangat berperan dalam membahas permasalahan yang menjadi sasaran penelitian itu. Setiap fakta atau pernyataan-pernyataan yang dikemukakan harus disertai data yang mendukung. Dalam hal ini juga harus tampak pertanggung jawaban penulis terutama mengenai kutipan-kutipan, yakni secara teknis hendaknya peneliti mencantumkan catatan pengutipan dipandang penting karena berarti juga mencerminkan etika ilmiah peneliti, selain hal itu juga memberikan kemudahan bagi pembacanya.
Adapun bagian akhhir dalam sebah laporan adalah bagian kesimpulan, yang isinya adalah mengemukakan generalisasi tentang apa yangg telah diuraikan dalam bab-bab pembahasan sebelumnya. Kesimpulan merupakan hasil analisis sata dan fakta yang telah dihimpun. Kesimpulan harus dikemukakan secara ringkas, jelas dan tegas, serta merupakan keyakinan yang dapat dipertanggung jawabkan oleh peneliti.





















BAB III
PENUTUP

Dari pembahasan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa
1.     Penelitian atau riset analitis ialah riset yang yang dimulai dari teori dan berakhir pada fakta.
2.     Langkah- langkah penelitian Analitis.
 VARIABEL
 MASALAH
Pemecahan masalah
(problem solving)
permasalahan
TEORISASI
 HIPOTESIS
 Analisis
Hipotesis diperiksa secara empiris
 METHODOLOGI
INSTRUMEN
Pengumpulan data
Operasionalisasi
LAPORAN
REKOMENDASI
DATA
PENEMUAN
Pengolahan data
 Formalisasi
Penyimpulan






























DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Dudung. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Kurnia Alam Semesta, 2003.
Arikunto, Suharsimi. Managemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. 2008.
Damanuri, Aji. Metodologi Penelitian Mu’amalah. Ponorogo: STAIN Po Press. 2010.
Junaidi, Purnawan. Pengantar Analisis Data. Jakarta: Rineka Cipta. 1995.
Miles, Matthew B dan A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia. 1992.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rodaskarya. 2000.
Muhadjir, Noeng. Methodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin. 2000.
Nasution, S. Methodologi Peneletian Naturalistik Kualitatif. Bandung:Tarsito. 1996.
Ndraha, Taliziduhu. Disain Riset dan Teknik Penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Bina Aksara. 1987.
Quinn Patton, Michael. Metode Evaluasi Kualitatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2006.
Rachman Assegaf, Abd. Disain Riset Sosial Keagamaan. Yogyakarta: Gama Media. 2007.
Sudarto. Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 1997.
W. Best John. Metodologi Penelitian dan Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. 1982.


















[1] S. Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 23.
[2] Aji Damanuri, Metodologi Penelitian Mu’amlah (Ponorogo: STAIN Po Press, 2010), 37.
[3] Noeng Muhajir, Methodologi Penelitian Kualitatif  (Yogyakarta: Rake Sarani,1998), 25.
[4] http//www. Desain Analitis. Com// 2012:02// Methodologi Penelitian.
[5] Aji Damanuri, Metodologi Penelitian Mu’amlah, 43.
[6] Taliziduhu Ndraha, Disain Riset dan teknik Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (Jakarta: Bina Aksara, 1987), 32-33.
[7] S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 133.
[8] Abd. Rahman Assegaf, Desain Riset Sosial Keagamaan (Yogyakarta: Gama Media, 2007), 161.
[9] Dudung Abdurahman, Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Kurnia Alam Semesta, 2003.
[10] Ibid.,27
[11] Aji Damanuri, Metodologi Penelitian Mu’amlah, 59.
[12] Dudung Abdurahman, Pengantar Metode Penelitian, 27-28.
[13] Ibid.,29.
[14] Aji Damanuri, Metodologi Penelitian Mu’amlah,61.
[15] Joko Subagyo,Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek (Jakarta: PT. Adi Mahasatya, 2004), 1.

[16] Ibid.
[17] S. Nasution, Methodologi Peneletian Naturalistik Kualitatif (Bandung:Tarsito,1996),33.
[18] http//www.data dan variabel. Com.//2012:02// Metodologi Penelitian.
[19] Ibid.
[20] Aji Damanuri, Metodologi Penelitian Mu’amlah,84
[21] Ibid.,84-87.
[22] Purnawan Junaidi, Pengantar Analisis Data ( Jakarta: Rineka Cipta,1995),2-3.
[23] Ibid.
[24] Ibid.
[25] Ibid.,7.
[26] Ibid.
[27] Ibid.,9.
[28] Ibid.,10.
[29] Aji Damanuri, Metodologi Penelitian Mu’amlah,85-86.
[30] Dudung Abdurahman, Pengantar Metode Penelitian, 69-71.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar