Minggu, 01 Juli 2012

Antropologi Kampus


Antropologi Kampus
“Menguak Hegemoni System”[1]

Ketika kebenaran itu tak lagi datang….
Ketika keadilan itu tak lagi memihak….
Maka lebih baik aku hidup menyendiri ditengah hutan….
Daripada hidup dikampus penuh dengan kemunafikan…..
(Di sadur dari kata-kata Soe Hok Gie)

Suatu Pengantar
Ilmu Antropologi dari pendefinisian secara etimologis diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang manusia. Dalam kajiannya tentang manusia ini mencakup tentang sejarah, perkembangan dan juga perilaku atau interaksi anatara manusia dan juga dengan lingkungannya. Pada fase awal perkembangan antropologi muncul dua kelompok besar dalam memperdebatkan kajian tentang manusia yang kemudian dikelompokkan dalam penganut yang lebih melihat pada Kajian Biologis manusia, dan kelompok kedua yang melihat pada budaya manusia. Kelompok yang kedua inilah yang kemudian lebih berkembang pada saat memasuki abad 20. Kelompok ini lebih melihat bahwa perkembangan manusia sangat di pengaruhi oleh pembentukan budaya disekitarnya. Kajian antropologi ini yang kemudian berimplikasi pada terbukanya ilmu lain berkontribusi pada ilmu antropologi dan melahirkan
Ilmu antropologi kontemporer.
William A. Haviland “ Antropologi adalah studi tentang  manusia,yang berusaha  menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia ”
Berdasarkan titik tolak inilah kita akan menggeser pembicaraan pada persoalan bagian dunia manusia salah satunya adalah Kampus. Kajian antropologi Kampus memang belum pernah diketemukan sebagai perspektif atau ilmu tersendiri yang ada dalam ranting kajian antropologi (seperti antropologi ekonomi, antrolopologi lingkungan dll). Makna istilah ini adalah lebih melihat bagaimana mengkaji Kampus sebagai bagian miniatur negara atau kehidupan manusia yang didalamnya juga akan mempengaruhi perkembangannya. Kampus merupakan bagian dunia manusia dan di dalam kampus juga akan mempengaruhi perkembangan manusia. Karena kampus dalam realitasnnya menjadi pusat aktifitas para anggota masyarakatnya yang menghasilkan berbagai aneka hasil budinya seperti: ide-ide/gagasan-gagasan, pola pikir, pola rasa, pola prilaku, norma-norma, adat kebiasaan dan nilai-nilai insani, serta karya lain yang bisa dinikmati, yang mendewasakan dan memberdayakan anggota masyarakatnya untuk lebih berkualitas dan lebih mengerti tentang dunia dan kehidupan yang selalu menyertai.

MAHASISWA DAN ORGANISASI

Seakan dua kata tersebut tidak  dapat dipisahkan, karena dengan organisasi inilah mahasiswa dapat mengembangkan diri dalam wawasan, dan potesi yang dimilkinya.
            Tapi hal itu tidak disadari oleh setiap mahasiswa, sebagian lain –justru dalam golongan yang lebih besar- organisasi dijadikan “momok” atau penghambat dalam akademiknya. Kebanyakan mereka berpendapat bahwa dengan ikut berorganisasi akan menjadikan nilai anjlok, prestasi buruk, juga menyita banyak waktu, biaya dan tenaga. Tetapui sedikit sekali yang berfikir tentang dampak posotif yang nantinya menjadi bekal kelak kembali ke masyarakat
            STAIN Ponorogo yang terdiri dari dari Tiga jurusan Tarbiyah, Syari’ah dan Ushuluddin dengan ciri khas dan karakter masing-masing ternyata sangat berpengaruh dalam  cara berfikir dan penilaian mahasiswa pada sesuatu masalah.
   Organisasi mahasiswa dibedakan menjadi dua, organisasi intra kampus dan organisanisasi ekstra kampus. Organisasi intra kampus adalah organisasi yang secara administratif  dan struktur tidak lepas dari struktural kampus. Dan dalam kinerjanya selalu dibawah pengawasan Pembantu Ketua III, Sedangkan organisasi ekstra kampus adalah organisasi independen yang baik struktur dan administrasinya lepas dari manapun serta  mempunyai aturan–aturan secara mandiri, dan lepas dari pengawasan manapun. Sehingga organ ini lebih berani menyuarakan aspirasi secara lantang.                            
Sebagai organ mahasiswa yang berada di luar kampus, PMII menempatkan diri sebagai organ yang dituntut untuk selalu peka dengan keadaan dan permasalahan-permasalahan baik di dalam maupun di luar kampus.
Mungkin ada pertanyaan-pertanyaan yang masih menjadi teka-teki dalam diri kita, ketika kita mendengar kata “OMEK” atau secara harfiah menjadi Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus pada awal masuk di STAIN. Apa itu OMEK? Mengapa harus ada OMEK? Hal mendasar apa yang  membedakan gerak OMEK dan OMIK? serta peran apa yang dilakukkan oleh PMII di dalam kampus?
Organisasi ekstra kampus seperti yang terdifinisi di atas, secara umum mempunyai tujuan memberikan wadah bagi mahasiswa untuk bersikap dan bertindak dalam menanggapi masalah-masalah yang bersifat sosial kemasyarakatan  baik dalam lingkup regional maupun nasional dan tidak terikat dengan organ-organ lain baik bersifat sosial politik maupun kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak struktural kampus. Tetapi dalam perjalanannya banyak ogan-organ mahasiswa yang nmenjadi anak bawang dari partai-partai politik atau memang sengaja diciptakan  untik dan  dimanfaatkan sebagi salah satu  roda politiknya.
Hal yang menjadikan perbedaan mendasar antara organisasi mahasiswa intra kampus dengan ekstra kampus adalah organisasi intra kampus lebih cenderung berkutat denga permasalahan-permasalhan yang terjadi di dalam kampus dan sangat jarang sekali –khususnya STAIN Po- untuk turut menyuarakan masalah-masalah yang bersifat regional maupun nasional. Sedangkan organisasi mahasiswa ekstra kampus lebih banyak menyuarakan aspirasi-aspirasi yang bersifat sosial kemasyarakatan yang terjadi secara nasional dari pada hal-hal yang terjadi di dalam kampus, tetapi tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi. Hanya saja ketatnya pergesekan antara merka yang berada “di luar” kampus dengan mereka yang menamakan diri sebagai mahasiswa “dalam” atau “netral’, sehingga gerak OMEK di dalam kampus sangat terbatas. Karena berbedanya tujuan dan arah gerak “perjuangan” tersebut maka organisasi ekstra kampus baik kesekretariatan maupun basecampnya harus berada di luar kampus dan tidak pula didibenarkan memanfaatkan fasilitas kampus.
PERAN PMII DI DALAM KAMPUS
Organisasi-orgasnisasi ekstra kampus  yang saat ini berkembang di STAIN Po tidak kurang dari 3 organ, yaitu PMII, HMI, dan KAMMI Yang kesemuanya mempunyai visi dan misi serta tujuan yang berbeda-beda.
Banyaknya organ yang berkembang ini, menjadikan PMII harus lebih matang dalam mengembangkan visi serta misinya. PMII sebagai salah satu oraganisasi mahasiswa terbesar yang ada di STAIN PO, selama perjalanannya kurang lebih 50 tahun. Dituntut  lebih dewasa dan peka dalam menyikapi hal-hal yang terjadi di dalam kampus khususnya dan di luar kampus. Peran ini telah banyak di contohkan oleh para senior yang dulu juga pernah memberiakn kontribusi besar dalam turut mengembangkan organisasi yang berada di intra kampus baik organisasi pemerintahan maupun non pemerintahan (UKM). Sebagai contoh, Kader-kader PMII yang selalu menduduki sebagai Presiden DEMA di STAIN Po,. Serta banyaknya sahabat-sahabat yang duduk ditingkatan SMJ, UKM  dan SEMA yang  sampai saat ini sedikit banyak ikut andil mewarnai pola percaturan politik di tingkatan mahasiswa sampai tingkatan kebijakan-kebijakn pihak struktural kampus
Demikian banyaknya  tugas yang diemban oleh mahsiswa sebagai seorang yang di anggap mampu dalam segala hal, maka menjadi suatu kewajiban pada setiap insan kampus untuk selalu mendengar, berfikir, dan bergerak. Mendengar segala keluhan yang terjadi disekirnya. Berfikir untuk menlakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang-ornag yang berada di sekitanya, serta bergerak melakukan apa yang telah direncanakan.
Lebih dari itu sebagai kader PMII nantinya sahabat-sahabati harus menyiapkan diri sebaik mungkin baik dari segi kapasitas keilmuan maupun kecakapan managerial dalam organisasi. Sehingga nantinya ketika masuk dunia organisasi intra sudah matang dan siap tempur, hal ini wajib dipenuhi karena hal tersebut adalah tanggung jawab sebagai kader PMII .
Hal lain yang perlu dicermati oleh kader-kader PMII adalah, kader PMII yang berada di tataran intra kampus harus mampu dan  bisa mengcounter setiap kebijakan-kebijakan yang ditelurkan oleh akademik yang itu tidak berpihak kepada kepentingan akademik mahasiswa. Sesunggungnya banyak sekali kebijakan-kebijakan kampus yang tidak berpihak kepada kepentingan secara akademis mahasiswa, contohkanlah pembangunan infrstruktur kampus secara berlebihan, dikekangnya mahaasiswa untuk tidak ikut organisasi dan masih banyak lagi. Bila hegemoni system ini terus kita biarkan, bukan  tidak mungkin peran-peran mahaiswa yang ada dikampus akan semakin redup dan lambat laun akan mati. Ironis memang ditengah budaya demokrasi yang di agung-agungkan peran mahasiswa malah ciut. Ini yang harus segera kita benahi, tidak ada kata lain ketika kita merasa tertintads dan terdholimi selain kata LAWAAAN……..
Selamat datang pejuang muda,
Selamat datang insan Ulul Albab,
Selamat datang di dunia Pergerakan.
Wallahul Muwaffiq Ilaa Aqwamith Thaarieq




[1] Di sampaikan dalam Masa Penerimaan Anggota Baru Liga Rayon PMII Komisariat STAIN Ponorogo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar