Antropologi
Kampus
“Menguak Hegemoni
System”[1]
Ketika kebenaran
itu tak lagi datang….
Ketika keadilan
itu tak lagi memihak….
Maka lebih baik
aku hidup menyendiri ditengah hutan….
Daripada hidup
dikampus penuh dengan kemunafikan…..
(Di sadur dari
kata-kata Soe Hok Gie)
Suatu Pengantar
Ilmu Antropologi dari
pendefinisian secara etimologis diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
manusia. Dalam kajiannya tentang manusia ini mencakup tentang sejarah,
perkembangan dan juga perilaku atau interaksi anatara manusia dan juga dengan
lingkungannya. Pada fase awal perkembangan antropologi muncul dua kelompok
besar dalam memperdebatkan kajian tentang manusia yang kemudian dikelompokkan
dalam penganut yang lebih melihat pada Kajian Biologis manusia, dan kelompok
kedua yang melihat pada budaya manusia. Kelompok yang kedua inilah yang
kemudian lebih berkembang pada saat memasuki abad 20. Kelompok ini lebih
melihat bahwa perkembangan manusia sangat di pengaruhi oleh pembentukan budaya
disekitarnya. Kajian antropologi ini yang kemudian berimplikasi pada terbukanya
ilmu lain berkontribusi pada ilmu antropologi dan melahirkan
Ilmu
antropologi kontemporer.
William A. Haviland “ Antropologi adalah studi
tentang manusia,yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang
manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang
keanekaragaman manusia ”
Berdasarkan
titik tolak inilah kita akan menggeser pembicaraan pada persoalan bagian dunia
manusia salah satunya adalah Kampus. Kajian antropologi Kampus memang belum
pernah diketemukan sebagai perspektif atau ilmu tersendiri yang ada dalam
ranting kajian antropologi (seperti antropologi ekonomi, antrolopologi
lingkungan dll). Makna istilah ini adalah lebih melihat bagaimana mengkaji
Kampus sebagai bagian miniatur negara atau kehidupan manusia yang didalamnya
juga akan mempengaruhi perkembangannya. Kampus merupakan bagian dunia manusia
dan di dalam kampus juga akan mempengaruhi perkembangan manusia. Karena kampus
dalam realitasnnya menjadi pusat aktifitas para anggota masyarakatnya yang
menghasilkan berbagai aneka hasil budinya seperti: ide-ide/gagasan-gagasan,
pola pikir, pola rasa, pola prilaku, norma-norma, adat kebiasaan dan
nilai-nilai insani, serta karya lain yang bisa dinikmati, yang mendewasakan dan
memberdayakan anggota masyarakatnya untuk lebih berkualitas dan lebih mengerti
tentang dunia dan kehidupan yang selalu menyertai.
MAHASISWA DAN ORGANISASI
Seakan
dua kata tersebut tidak dapat
dipisahkan, karena dengan organisasi inilah mahasiswa dapat mengembangkan diri
dalam wawasan, dan potesi yang dimilkinya.
Tapi hal itu tidak disadari oleh
setiap mahasiswa, sebagian lain –justru dalam golongan yang lebih besar-
organisasi dijadikan “momok” atau penghambat dalam akademiknya. Kebanyakan
mereka berpendapat bahwa dengan ikut berorganisasi akan menjadikan nilai anjlok,
prestasi buruk, juga menyita banyak waktu, biaya dan tenaga. Tetapui sedikit
sekali yang berfikir tentang dampak posotif yang nantinya menjadi bekal kelak
kembali ke masyarakat
STAIN Ponorogo yang terdiri dari
dari Tiga jurusan Tarbiyah, Syari’ah dan Ushuluddin dengan ciri khas dan
karakter masing-masing ternyata sangat berpengaruh dalam cara berfikir dan penilaian mahasiswa pada
sesuatu masalah.
Organisasi mahasiswa dibedakan menjadi dua,
organisasi intra kampus dan organisanisasi ekstra kampus. Organisasi intra
kampus adalah organisasi yang secara administratif dan struktur tidak lepas dari struktural
kampus. Dan dalam kinerjanya selalu dibawah pengawasan Pembantu Ketua III,
Sedangkan organisasi ekstra kampus adalah organisasi independen yang baik
struktur dan administrasinya lepas dari manapun serta mempunyai aturan–aturan secara mandiri, dan
lepas dari pengawasan manapun. Sehingga organ ini lebih berani menyuarakan
aspirasi secara lantang.
Sebagai
organ mahasiswa yang berada di luar kampus, PMII menempatkan diri sebagai organ
yang dituntut untuk selalu peka dengan keadaan dan permasalahan-permasalahan
baik di dalam maupun di luar kampus.
Mungkin ada pertanyaan-pertanyaan yang masih menjadi
teka-teki dalam diri kita, ketika kita mendengar kata “OMEK” atau secara
harfiah menjadi Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus pada awal masuk di STAIN. Apa itu OMEK? Mengapa harus ada
OMEK? Hal mendasar apa yang membedakan
gerak OMEK dan OMIK? serta peran apa yang dilakukkan oleh PMII di dalam kampus?
Organisasi
ekstra kampus seperti yang terdifinisi di atas, secara umum mempunyai tujuan
memberikan wadah bagi mahasiswa untuk bersikap dan bertindak dalam menanggapi
masalah-masalah yang bersifat sosial kemasyarakatan baik dalam lingkup regional maupun nasional
dan tidak terikat dengan organ-organ lain baik bersifat sosial politik maupun
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak struktural kampus. Tetapi dalam
perjalanannya banyak ogan-organ mahasiswa yang nmenjadi anak bawang dari
partai-partai politik atau memang sengaja diciptakan untik dan
dimanfaatkan sebagi salah satu
roda politiknya.
Hal
yang menjadikan perbedaan mendasar antara organisasi mahasiswa intra kampus
dengan ekstra kampus adalah organisasi intra kampus lebih cenderung berkutat
denga permasalahan-permasalhan yang terjadi di dalam kampus dan sangat jarang
sekali –khususnya STAIN Po- untuk turut menyuarakan masalah-masalah yang
bersifat regional maupun nasional. Sedangkan organisasi mahasiswa ekstra kampus
lebih banyak menyuarakan aspirasi-aspirasi yang bersifat sosial kemasyarakatan
yang terjadi secara nasional dari pada hal-hal yang terjadi di dalam kampus,
tetapi tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi. Hanya saja ketatnya
pergesekan antara merka yang berada “di luar” kampus dengan mereka yang
menamakan diri sebagai mahasiswa “dalam” atau “netral’, sehingga gerak OMEK di
dalam kampus sangat terbatas. Karena berbedanya tujuan dan arah gerak
“perjuangan” tersebut maka organisasi ekstra kampus baik kesekretariatan maupun
basecampnya harus berada di luar kampus dan tidak pula didibenarkan
memanfaatkan fasilitas kampus.
PERAN PMII DI
DALAM KAMPUS
Organisasi-orgasnisasi
ekstra kampus yang saat ini berkembang
di STAIN Po tidak kurang dari 3 organ, yaitu PMII, HMI, dan KAMMI Yang
kesemuanya mempunyai visi dan misi serta tujuan yang berbeda-beda.
Banyaknya
organ yang berkembang ini, menjadikan PMII harus lebih matang dalam
mengembangkan visi serta misinya. PMII sebagai salah satu oraganisasi mahasiswa
terbesar yang ada di STAIN PO, selama
perjalanannya kurang lebih 50 tahun. Dituntut
lebih dewasa dan peka dalam menyikapi hal-hal yang terjadi di dalam
kampus khususnya dan di luar kampus. Peran ini telah banyak di contohkan oleh
para senior yang dulu juga pernah memberiakn kontribusi besar dalam turut
mengembangkan organisasi yang berada di intra kampus baik organisasi
pemerintahan maupun non pemerintahan (UKM). Sebagai contoh, Kader-kader PMII
yang selalu menduduki sebagai Presiden DEMA di STAIN Po,.
Serta banyaknya sahabat-sahabat yang duduk ditingkatan SMJ, UKM dan SEMA yang
sampai saat ini sedikit banyak ikut andil mewarnai pola percaturan
politik di tingkatan mahasiswa sampai tingkatan kebijakan-kebijakn pihak
struktural kampus
Demikian
banyaknya tugas yang diemban oleh
mahsiswa sebagai seorang yang di anggap mampu dalam segala hal, maka menjadi
suatu kewajiban pada setiap insan kampus untuk selalu mendengar, berfikir, dan
bergerak. Mendengar segala keluhan yang terjadi disekirnya. Berfikir untuk
menlakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang-ornag yang berada di sekitanya,
serta bergerak melakukan apa yang telah direncanakan.
Lebih
dari itu sebagai kader PMII nantinya sahabat-sahabati harus menyiapkan diri
sebaik mungkin baik dari segi kapasitas keilmuan maupun kecakapan managerial
dalam organisasi. Sehingga nantinya ketika masuk dunia organisasi intra sudah
matang dan siap tempur, hal ini wajib dipenuhi karena hal tersebut adalah
tanggung jawab sebagai kader PMII .
Hal
lain yang perlu dicermati oleh kader-kader PMII adalah, kader PMII yang berada
di tataran intra kampus harus mampu dan
bisa mengcounter setiap kebijakan-kebijakan yang ditelurkan oleh
akademik yang itu tidak berpihak kepada kepentingan akademik mahasiswa.
Sesunggungnya banyak sekali kebijakan-kebijakan kampus yang tidak berpihak
kepada kepentingan secara akademis mahasiswa, contohkanlah pembangunan
infrstruktur kampus secara berlebihan, dikekangnya mahaasiswa untuk tidak ikut
organisasi dan masih banyak lagi. Bila hegemoni system ini terus kita biarkan,
bukan tidak mungkin peran-peran mahaiswa
yang ada dikampus akan semakin redup dan lambat laun akan mati. Ironis memang
ditengah budaya demokrasi yang di agung-agungkan peran mahasiswa malah ciut.
Ini yang harus segera kita benahi, tidak ada kata lain ketika kita merasa
tertintads dan terdholimi selain kata LAWAAAN……..
Selamat
datang pejuang muda,
Selamat datang insan Ulul
Albab,
Selamat datang di dunia
Pergerakan.
Wallahul Muwaffiq Ilaa Aqwamith Thaarieq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar